Pembelajaran Terpadu: Connected (Keterhubungan)


BAB II
PEMBAHASAN
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi peserta didik.
Jika dibandingkan dalam konsep konvensional, maka pembelajaran terpadu tampak lebih menekankan keterlibatan peserta didik dalam belajar, sehingga peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran untuk pembuatan keputusan. Setiap peserta didik memerlukan bekal pengetahuan dan kecakapan agar dapat hidup di masyarakat dan bakal ini diharapkan diperoleh melalui pengalaman belajar di sekolah. Oleh karena itu pengalaman belajar di sekolah sedapat mungkin memberikan bekal peserta didik dalam mencapai kecakapan untuk berkarya. Kecakapan ini disebut kecakapan hidup yang cakupannya lebih luas dibanding hanya sekedar keterampilan.
Ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit tematisnya, menurut Robin Fogarty (1991) terdapat sepuluh cara atau model dalam merencanakan pembelajaran terpadu. Kesepuluh cara atau model tersebut adalah: (1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) sequenced, (5) shared, (6) webbed, (7) threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan (10) networked.
Kesepuluh cara ini di klasifikasikan kedalam 3 jenis, yakni pengintegrasian kurikulum di dalam satu disiplin ilmu, pengintegrasian kurikum beberapa disiplin ilmu, dan pengintegrasian kurikulum di dalam dan beberapa disiplin ilmu.



Klasifikasi Pengintegrasian Kurikulum
No
Klasifikasi Pengintegrasian
Model Pembelajaran Terpadu
1
pengintegrasian kurikulum di dalam satu disiplin ilmu (interdisiplin ilmu)
Model Penggalan (fragmented), model keterhubungan (connected), dan model sarang (nested)
2
pengintegrasian kurikulum beberapa disiplin ilmu (antar disiplin ilmu)
Model urutan (sequenced), model bagian (shared), model jaring laba-laba (webbed), model galur (threaded), dan model keterpaduan (integrated)
3
pengintegrasian kurikulum di dalam dan beberapa disiplin ilmu (inter dan antar disiplin ilmu)
Model celupan (immersed), dan model jaringan (networked)

Di dalam makalah ini dibahas mengenai pembelajaran terpadu model connected yang merupakan pembelajaran yang menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topik dengan topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas dilakukan pada satu hari dengan tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan ide-ide yang dipelajari pada semester berikutnya dalam satu bidang studi.
A.    Pengertian Model Keterhubungan (Connected)
Model Keterhubungan ini lahir dari adanya gagasan bahwa sebenarnya dalam setiap mata pelajaran berisi konten yang berkaitan antara topik dengan topik, konsep dengan konsep dapat dikaitkan secara eksplisit. Satu mata pelajaran dapat memfokuskan sub-sub yang saling berkaitan.
Pembelajaran terpadu model keterhubungan (connected model) menurut Fogarty adalah : “model focuses on making explicit connections with each subject area, connecting one topic to the next, connecting one concept to another, connecting a skill to relatied skill, connecting one day’s work to the next, or even one semester’s ideas to the next”. Pengertian tersebut menunjukkankan bahwa fokus model connected adalah pada keterkaitan dalam seluruh bidang, keterkaitan antar topik, keterkaitan antar konsep, keterkaitan antar keterampilan, mengaitkan tugas pada hari ini dengan selanjutnya bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan ide-ide yang dipelajari pada semester berikutnya dalam satu bidang studi.
Model pembalajaran ini menyajikan hubungan yang eksplisit di dalam suatu mata pelajaran yaitu menghubungkan satu topik dengan topik yang lain, satu konsep ke konsep yang lain, satu keterampilan dengan keterampilan yang lain, satu tugas ke satu tugas yang berikutnya.
Pada pembelajaran model ini kunci utamanya adalah adanya satu usaha sadar untuk menghubungkan bidang kajian dalam satu disiplin ilmu.
Bila kita memandang konsep koneksi ini, rincian dari satu disiplin ilmu terfokus kepada bagian-bagian yang sebenarnya saling berhubungan. Sehingga akan terjadi serangkaian materi satu menjadi prasarat materi berikutnya atau satu materi mendukung materi berikutnya, atau materi satu menjadi prasarat atau berhubungan sehingga apa yang dipelajari menjadikan belajar yang bermakna. Sebagai catatan kaitan antar konsep, topik, atau tema terjadi hanya pada satu mata pelajaran.
Agar lebih memahami model ini, perhatikanlah gambar di bawah ini.






B.     Kelebihan Model Keterhubungan (Connected)
Keunggulan dari model pembelajaran ini adalah peserta didik memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang suatu konsep sehingga transfer pengetahuan akan sangat mudah karena konsep-konsep pokok dikembangkan terus-menerus.
Secara umum proses pembelajaran sebagai suatu sistem dipengaruhi oleh tiga faktor masukan, yaitu raw input, instrumental input, dan environmental input. Demikian halnya dengan pembelajaran terpadu connected, maka sistem itu dapat digunakan. Raw input terdiri dari guru dan peserta didik, maksudnya kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan sangat dipengaruhi oleh pemahaman dan pengetahuan guru tentang pembelajaran terpadu model connected maupun pengalaman mengajar guru. Selanjutnya kemampuan, sikap, minat dan motivasi merupakan faktor peserta didik yang akan berpengaruh pada kegiatan pembelajaran. Instrumental input merupakan acuan dalam pengembangan pembelajaran terpadu model connected, berdasarkan pada undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri (Kurikulum, SKL, dan SKKD) maka guru mengembangkan model pembelajaran. Dalam enviromental input, lingkungan yang berpengaruh pada kegiatan pembelajaran adalah ketersediaan sarana prasarana dan dukungan dari masyarakat baik moral maupun material (Nurrudin Hidayat, 2009:18).Contoh:
- Guru menghubungkan/menggabungkan konsep matematika tentang uang dengan konsep jual beli, untung rugi, simpan pinjam, dan bunga.
- Guru menghubungkan konsep pecahan dengan desimal, dan pecahan dengan uang, tingkatan, pembagian, rasio, dan sebagainya dari pemaduan pembelajaran.
Beberapa kelebihan dari model terhubung (connected) adalah sebagai berikut :



1. Bagi Guru
  1. Guru dapat melihat gambaran yg menyeluh dan kemampuan atau indikator yg digabungkan sehingga kegiatan siswa lebih terarah untuk mencapai kemampuan tersebut.
  2. Guru dapat menghubungkan ide-ide dlm satu disiplin ilmu.
2. Bagi Siswa
  1. dampak positif dari mengaitkan ide-ide dalam satu bidang studi adalah peserta didik memperoleh gambaran yang luas sebagaimana suatu bidang studi yang terfokus pada suatu aspek tertentu.
  2. peserta didik dapat mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus menerus, sehingga terjadilah proses internalisasi.
  3. menghubungkan ide-ide dalam suatu bidang studi sangat memungkinkan bagi peserta didik untuk mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide secara terus menerus sehingga memudahkan untuk terjadinya proses transfer ide-ide dalam memecahkan masalah.
  4. adanya hubungan antar ide-ide dalam satu mata pelajaran, anak akan memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara bertahap.
Hadisubroto, dalam Trianto mengemukakan keunggulan model keterhubungan (connected). Keunggulan dari model ini adalah :
  1. Dengan adanya hubungan atau kaitan antara gagasan di dalam satu bidang studi, peserta didik-peserta didik mempunyai gambaran yang lebih komprehensif dari beberapa aspek tertentu mereka pelajari secara lebih mendalam
  2. Konsep-konsep kunci dikembangkan dengan waktu yang cukup sehingga lebih dapat dicerna oleh peserta didik
  3. Kaitan-kaitan dengan sejumlah sasaran di dalam satu bidang studi memungkinkan peserta didik untuk dapat mengkonseptualisasi kembali dan megasimilasi gagasan secara bertahap
  4. Pembelajaran terpadu model keterhubungan tidak mengganggu kurikulum yang sedang berlaku.

C.    Kekurangan Model Keterhubungan (Connected)
Di samping mempunyai kelebihan, model terhubung ini juga mempunyai kekurangan sebagai berikut :
1. Bagi Guru
  1. tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim, sehingga isi dari pelajaran tetap saja terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep serta ide-ide antar bidang studi,
  2. memadukan ide-ide dalam satu bidang studi, maka usaha untuk mengembangkan keterhubungan antar bidang studi menjadi terabaikan.
  3. model ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum menggabungkan bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran lain.
2. Bagi Siswa
a.       Bagi siswa yang mempunyai kemampuan yang rendah, maka akan sedikit kesulitan dalam mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide secara terus menerus.
b.      Dalam mengolah suatu pengetahuan, tidak jarang siswa merasa kesulitan untuk memadukan topik-topik, konsep-konsep, maupun ide-ide dalam satu mata pelajaran, walaupun guru sudah berusaha memadukannya sesuai dengan karakteristik disiplin ilmu.

D.    Langkah-Langkah (Sintaks) Pembelajaran Terpadu Model Keterhubungan (Connected)
Model ini digunakan sebagai permulaan kurikulum terpadu. Guru merasa percaya diri mencari keterhubungan dalam mata pelajaran mereka (jika guru bidang studi). Mereka menjadi mau mengadaptasikan hubungan ide-ide dalam mata pelajaran yang menyeberang. Pembuatan keterhubungan juga diselesaikan secara kolaborasi dalam pertemuan guru (departement meeting) dalam hal ini dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang dapat terjadi lebih famillier. Guru dapat memulai model ini sebelum memasuki keterpaduan yang lebih kompleks.
Pada dasarnya langkah-langkah pembelajaran terpadu model keterhubungan mengikuti tahap-tahap pembelajaran yang sudah biasa, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Oleh karena itu, sintaks model pembelajaran ini bisa direduksi dari berbagai model pembelajaran. Dengan demikian, sintaks pembelajaran terpadu bersifat fleksibel dan luwes. Karena dalam pembelajaran terpadu, sintaksnya dapat diakomodasi dari berbagai model pembelajaran.
1.      Tahap Perencanaan
a.       Memilih kajian materi, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang akan dipadukan
b.      Merumuskan Indikator Hasil Belajar
c.       Menentukan langkah-langkah pembelajaran
2.      Tahap Pelaksanaan
3.      Tahap Evaluasi
Sementara itu, menurut Prabowo dalam Trianto, langkah-langkah pembelajaran terpadu model Keterhubungan (connected) adalah sebagai berikut:
1.      Tahap Perencanaan
a.       Menentukan Kompetensi Dasar
b.      Menentukan Indikator Menentukan Tujuan Pembelajaran
2.      Langkah-Langkah yang ditempuh guru
a.       Menyampaikan konsep pendukung yang harus dikuasai peserta didik. (materi prasyarat)
b.      Menyampaikan konsep-konsep yang hendak dikuasai peserta didik
c.       Menyampaikan keterampilan proses yang dapat dikembangkan.
d.      Menyampaikan alat dan bahan yang akan digunakan / dibutuhkan.
e.       Menyampaikan pertanyaan kunci.
3.      Tahap Pelaksanaan, meliputi
a.       Pengelolaan kelas dengan membangi kelas kedalam beberapa kelompok.
b.      Kegiatan proses.
c.       Kegiatan pencatatan data.
d.      Diskusi secara klasikal
4.      Tahap Evaluasi, meliputi :
a.       Evaluasi Proses, berupa :
• Ketepatan hasil pengamatan
• Ketepatan dalam menyusun alat dan bahan
• Ketepatan peserta didik saat menganalisis data.
b.      Evaluasi Produk
 • Penguasaan peserta didik terhadap konsep-konsep / materi sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus yang telah ditetapkan.
c.       Evaluasi Psikomotor
• Kemampuan penguasaan peserta didik terhadap penggunaan alat ukur.

E.     Contoh Aplikasi Model Keterhubungan dalam Pembelajaran di SD
Implementasi pembelajaran terpadu model Connected dikembangkan dalam bahasa dan sastra Indonesia secara terpadu di Sekolah Dasar.Di dalam pembelajaran bahasa dan sastra secara terpadu, yaitu pembelajaran kemampuan berbahasa yang meliputi aspekmendengarkan, aspek berbicara, aspek membaca dan aspek menulis dipayungkan kepada pembelajaran apresiasi sastra. Berikut contoh pembelajaran dengan menggunakan model keterhubungan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 13
Pelajaran 4
                                              Mata Pelajaran   : Bahasa Indonesia
                                              Kelas / Semester: IV / 2
                                              Waktu                 : 2 x 35 menit
                                              Tema                  : Pendidikan
 _______________________________________________________________

I.    STANDAR KOMPETENSI:
5.Mendengarkan pembacaan pantun.
5. Menirukan pembacaan pantun.
5.  Menulis pantun anak yang dibacakan guru.
5.  Membacakan kembali pantun yang telah ditulis.
II.   KOMPETENSI DASAR:
5.1 Mendengarkan pantun anak yang dibacakan guru.
5.2 Menirukan pembacaan pantun anak dengan lafal dan intonasi yang tepat.
5.3 Menulis pantun yang telah dibacakan guru.
5.4 Membacakan kembali pantun yang telah ditulis.
III.  INDIKATOR:
·         Mendengarkan pembacaan pantun.
·         Menirukan pantun yang dibacakan oleh guru.
·         Menulis kembali panatun yang dibacakan guru.
·         Menjawab pertanyaan.
·         Menjelaskan isi pantun yang dibacakan guru.
IV.  TUJUAN PEMBELAJARAN:
·         Siswa dapat mendengarkan pembacaan pantun yang disampaikan oleh guru.
·         Siswa dapat menirukan pembacaan pantun dengan lafal dan intonasi yang tepat.
·         Siswa dapat menulispantun anak yang dibacakan guru.
V.   MATERI:
       * Pantun anak.
VI.  METODE PEMBELAJARAN:
·         Ceramah
·         Diskusi
·         Pemberian tugas
·         Demontrasi
VII. KEGIATAN PEMBELAJARAN:
A.   Pendahuluan
·         Guru meminta siswa membuka buku Bina Bahasa Indonesia 4b halaman 46.
·         Guru meminta siswa mendengarkan pantun yang akan dibacakannya. Sambil mendengarkan siswa diminta mencatat ke dalam buku tugasnya.



1.   Ada kancil di luar pagar
      Berbinar-binar mencari mangsa
      Ketika kecil malas belajar
      Sudah besar pasti sengsara
                                                        2.  Kalau kamu pergi ke pasar
                                                             Jangan lupa membeli cabai
                                                             Kalau kamu rajin belajar
                                                             Cita-cita pasti tercapai
3.    Satu dua tiga dan empat
Lima enam tujuh delapan
Tuntutlah ilmu sampai kaudapat
Sudah tua menyesal jangan



B.   Inti
·         Siswa menirukan guru pantun yang dibacakan guru.
·         Sambil mendengarkan, siswa mencatat pantun yang di dalam buku tugasnya.
·         Siswa membacakan pantun yang didengarnya sesuai dengan yang tercatat di buku tugasnya.
·         Teman-teman lain menilai pantun yang dibacakan teman.
·         Guru menugaskan siswa menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku Bina Bahasa Indonesia 4b halaman 46.

C.   Penutup
·         Pada akhir kegiatan, siswa menjelaskan isi pantun 1, 2, dan 3 didepan kelas. Jika, ada perbedaan siswa diminta membicarakan dengan sesama teman.

VIII. ALAT DAN SUMBER:
·         Standar isi
·         Bina Bahasa Indonesia 4b
·         Kumpulan pantun anak.



















IX.   PENILAIAN:
·         Unjuk kerja
·         Produk
·         Pengamatan
 ________________________________________________________________

Catatan / Saran: ..............................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
 ________________________________________________________________


Mengetahui                                                                                             ........................................
Kepala Sekolah,                                                                       Guru Kelas IV,




___________________                                                                           _______________
NIP.                                                                          NIP.

.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Salah satu model pembelajaran terpadu yang dapat diterapkan pada kelas tinggi adalah model connected. Proses pembelajaran terpadu model connected dapat dijadikan salah satu alterntif pada pembelajaran IPS dikelas tiggi.  pembelajaran terpadu yang paling sederhana adalah model keterhubungan. kaitan dalam mdel connected dapat diadakan secara spontan atau direncanakan terlebih dahulu.dengan kaitan yang bermakna ini berarti pembelajaran akan lebih efektif. Dengan menerapkan pembelajarn terpadu model connected akan dapat meninkatkan efisiensi waktu pembelajaran,selain itu proses pembelajaran terpadu model connected akan memotivasi guru untuk lebih kreatif, karena respon dari siswa yang penuh kreasi dan bervariasi. Selain itu, guru akan melakukan inovasi-inovasi dalam pengembangan pembelajaran selanjutnya.

B.     Saran
Dari kesimpulan diatas penulis menyarankan agar guru, melaksanakan pembelajaran terpadu dalam berbagai mata pelajaran baik di kelas rendah maupun di kelas tinggi. Model pembelajaran Connected ini sangat cocok sebagai langkah awal belajar menggunakan Pembelajaran Terpadu dalam pembelajaran di kelas.
DAFTAR PUSTAKA


Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas
Hernawan, A.H., Novi Resmini. dan Adayani. 2009. Pembelajaran Terpadu di SD. Jakarta. Universitas Terbuka
Saefuddin, U. dan Rukmana, A. 2007. Pembelajaran Terpadu. Bandung : UPI PRESS
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Kencana
Sardjiyo, Didih Sugandi dan Ischak. 2008. Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Trianto. 2010. Model Pembelajaran terpadu. Surabaya : Bumi Aksara

Istianti. 2010. Model-model Pembelajaran Terpadu. [online]. Tersedia online: http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/26/model-model-pembelajaran-terpadu/[15 Febuari 2012]

Junaidi, A. 2010. Pembelajaran Connected. [online]. Tersedia online : http://adrijunaidi.blogspot.com/2010/02/pembelajaran-connected.html?zx=ef5255d9eff40fb6 [18 Febuari 2012]

Kamili, S. 2012. Pembelajaran Terpadu Tipe Connected. [online]. Tersedia: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2256057-pembelajaran-terpadu-tipe-connected/#ixzz1mM9w2MUL [15 Febuari 2012]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semakin Belajar, Semakin Tidak Tahu

Ekosistem dan Komponen-komponennya