Dua Piring Nasi Goreng di Pukul 23.00

Dalam kehidupan, kesibukan merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Bertindak dengan berbagai peran membuat waktu selalu optimal untuk digunakan. Bagaimanapun latarbelakang-nya, waktu selalu memiliki alasan untuk dimanfaatkan. Perlahan, ubahlah mindset bahwa “waktu untuk dihabiskan” menjadi “waktu untuk dimanfaatkan..”, seperti Nasi Goreng.

Menikmati Nasi Goreng malam ini bersama Tantan Gustira memberikan sedikit inspirasi untuk menuliskan artikel ini. Hehe. Ya, seperti biasa, kita akan berbicara mengenai kehidupan. Dan benar sekali bahwa artikel ini bukanlah artikel mengenai prosedur memasak Nasi Goreng. ^^

Melihat Nasi Goreng, saya melihat bagaimana proses kehidupan terjadi. Ketika semua masalah menjadi nikmat karena menjadi satu. Dua hal yang dapat menjadi hikmah bagi kita semua:
  1. Nasi yang sudah dinanak kemudian tetap digoreng kembali. Untuk menjadi “sesuatu” yang “nikmat” tidak hanya memerlukan proses sekali. Terkadang perlu proses berlebih dengan teknik yang berbeda untuk menghasilkan hasil yang lebih baik. Begitupun dalam kehidupan, bila merasa bahwa hidup sudah laik, sebenarnya dengan sedikit sentuhan hidup akan lebih baik lagi.
  2. Nikmatnya Nasi Goreng berasal bukan hanya dari satu bumbu saja, tetapi juga dari berbagai bumbu yang ada. Tentunya bila hanya satu bumbu nasi goreng akan terasa hambar, bukan? Begitupun kehidupan. Makin banyak bumbu-bumbu yang mengisi dalam kehidupan kita, bila takaran sesuai dengan porsinya maka akan terasa sangat nikmat.
Begitulah, apapun dapat menjadi hikmah termasuk memakan nasi goreng di malam ini. Hehe.
Keep Hamasah !
(Memakan makanan kesukaan selalu berbeda dan selalu memberikan inspirasi).
23.00 WIB.

Komentar

  1. DUA PIRING dan Pukul 23.00 -nya kalau dianalogikan juga seru kayaknya..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembelajaran Terpadu: Connected (Keterhubungan)

Semakin Belajar, Semakin Tidak Tahu

Ekosistem dan Komponen-komponennya