Idealisme Pendidik itu: Melihat Anak Didiknya Sukses
Teringat beberapa tahun
lalu ketika SMA. Ketika itu, ada pengisian form untuk mendapatkan beasiswa
kuliah di ITB. Sudah barang tentu, namanya ITB, berkaitan dengan bidang teknik.
Mungkin karena memang panggilan dan saya sendiri yang memang ‘kuulen’, saat
mengisi salah satu pertanyaan, “setelah lulus, ilmu Anda mau dikemanakan?”,
saat itu saya malah menjawab, “Akan diajarkan di kampung saya.”.
Sepintas seperti hal
yang biasa. Tapi mungkin itu menjadi salahsatu faktor mengapa kemudian saya
tidak lolos beasiswa ke ITB. Masa’, kuliah ke teknik, tapi pengabdian menjadi
guru. Alhasil dari pengalaman tersebut, saya melihat bahwa mendidik sudah
menjadi passion bagi saya yang
membuat saya tenang dan nyaman.
Well,
kembali ke dalam bahasan pokok, saya berpikir bahwa idealisme seorang pendidik
itu adalah melihat anak didiknya sukses. Benar ‘kan? Ada perasaan yang berbeda
ketika seorang anak yang dibesarkan melalui didikan kita berhasil dan sukses.
Sepertinya, berapapun penghargaan yang didapat tidak mampu untuk mengganti
penghargaan dari penghormatan seorang anak didik melalui prestasi yang
diraihnya, meski kemudian anak didik itu berterima kasih ataupun tidak secara
langsung kepada kita.
“Kamu bisa sukses!”, “Kamu
harus sukses!”, “Saya akan didik kamu menjadi orang yang sukses!”, dan berbagai
macam perkataan dari seorang pendidik untuk memotivasi anak didiknya. Lantas,
benar memang banyak pendidik yang akhirnya hidup pas-pasan, namun merasa sangat
bahagia ketika anak didiknya mampu untuk jauh lebih sukses daripada dirinya.
Karena memang, tugas kita adalah mengantarkan mereka menuju masa depan yang
pantas. Seperti halnya makna dari “pedagogik” itu sendiri bukan?
Maka, bersyukurlah
menjadi seorang pendidik. Begitupun hari ini yang melandasi saya untuk menerima
tawaran memberikan les privat bagi seorang anak yang sebelumnya terkenal “tidak
terlalu pintar dan perlu bersabar menghadapinya”. Ada idealisme saya disana,
idealisme untuk memanusiakan anak itu, dan menjadikannya merasa berharga atas
dirinya sendiri.
~Pondok Hijau
Komentar
Posting Komentar