MATEMATIKA DALAM KEHIDUPAN #1

Kembali berkarya dalam tulisan setelah beberapa lama istirahat. :) Bukan berarti tidak mau menulis, tetapi Allah sedang mengajarkan bahwa nilai ke-Istiqamah-an itu adalah kunci dari segala kesuksesan.
Sebelum membaca artikel terbaru saya, sudahkah Sahabat membaca artikel-artikel sebelumnya dalam blog ini? Kalo belum, baca dulu deh. :)

Matematika dalam kehidupan. Nah loh? Apa itu? Mendengar kata "Matematika" sebagian orang mungkin sudah memasang sikap "Anti", secara matematika dipandang sebagai pelajaran yang sulit. Bener atau bener banget? :) Tetapi perlu diketahui oleh kita bersama, matematika itu sebenarnya adalah kehidupan. Masalah dalam kehidupan itu sebenarnya adalah matematika. Mau tidak mau, suka tidak suka, pasti akan bertemu. Konsepnya sekali lagi, NIKMATI ini semua.

Sahabat, kehidupan memang selalu memiliki cara tersendiri untuk menyediakan "keasyikan" agar ketidakbosanan itu sirna. Baik melalui konflik-konflik, kebahagiaan-kebahagiaan, dan sebagainya. Semuanya sebenarnya disiapkan agar kehidupan kita terus dan terus bergerak. Beneran? IYA! Nah loh buktinya laci yang tidak terpakai, akan usang dan berdebu. Perkakas yang tak digunakan pun kan berkarat tak berarti. Lalu manusia yang tidak pernah bergerak? Bisa disebut apa coba? hehe.

"Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan." Al-Insyirah: 5-6

Kesulitan selalu bersama kemudahan. Saya melihat ini memiliki keterhubungan yang sangat jelas terhadap konsep matematika dalam kehidupan. Bila disimbolkan, kesulitan memiliki nilai 0 atau false dan kemudahan memiliki nilai 1 atau true. Dalam konsep bilangan biner, bilangan atau angka berapapun dapat diterjemahkan ke dalam "bahasa" bilangan biner yang tersusun atas 1 dan 0.
Semisal, sistem bilangan biner modern ditemukan oleh Gottfriend Wilhelm Leibniz pada abad ke-17. Sistem bilangan ini merupakan dasar dari semua sistem bilangan berbasis digital.

Semisal, desimal 8 ditranslasikan ke dalam bilangan biner 8 bit menghasilkan 0000 1000, desimal 7 ditranslasikan menjadi 0000 0111, dan sebagainya. Dalam konsep ini, bila kualitas kehidupan dapat ditranslasikan secara kuantitatif, tentu akan menghasilkan besaran nilai. Dan bila besaran nilai itu dirubah ke dalam bahasa "biner", maka nilai itu tersusun atas kemudahan dan kesulitan.

Tidak perlu risau, hanya perlu mengetahui rumusnya saja untuk dapat mengatasi segala permasalahan hidup. Dan penyadaran bahwa hidup hanya sekali dan takkan pernah kembali terulang. So, Matematika dalam kehidupan merupakan bagian yang tidak terpisahkan.

Semoga bermanfaat _ Keep Hamasah !

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembelajaran Terpadu: Connected (Keterhubungan)

Semakin Belajar, Semakin Tidak Tahu

Ekosistem dan Komponen-komponennya