Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2012

Kearifan Emas

Seorang pemuda mendatangi Zun-Nun dan bertanya, "Guru, saya tak mengerti mengapa orang seperti Anda mesti berpakaian apa adanya, amat sangat sederhana. Bukankah di masa seperti ini berpakaian sebaik-baiknya amat diperlukan, bukan hanya untuk penampilan melainkan juga untuk banyak tujuan lain?" Sang guru hanya tersenyum. Ia lalu melepaskan cincin dari salah satu jarinya lalu berkata, "Sobat muda, akan kujawab pertanyaanmu, tetapi terlebih dahulu lakukan satu hal untukku. Ambillah cincin ini dan bawalah ke pasar di seberang sana. Bisakah kamu menjualnya seharga satu keping emas?" Melihat cincin Zun-Nun yang kotor, pemuda tadi merasa ragu. "Satu keping emas? Saya tidak yakin cincin ini bisa dijual seharga itu." "Cobalah dulu, sobat muda. Siapa tahu kamu berhasil." Pemuda itu pun bergegas ke pasar. Ia menawarkan cincin itu kepada pedagang kain, pedagang sayur, penjual daging dan ikan, serta kepada yang lainnya. Ternyata, tak seorang p

#1 Universitas Kehidupan: Melihat Kekurangan sebagai Mata Kuliah yang Dikontrak part. I

Gambar
Tung desem Waringin dalam kuliah melalui audio motivasinya mengatakan bahwa kenikmatan adalah relatif. Sehingga hal ini bertitik letak bukan pada masalah apa yang di dapat, tetapi kepada bagaimana kita mendapatkan atau menerima masalah tersebut. Hal ini sejatinya dapat dikorelasikan dengan kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam diri kita. Sebagian besar orang menganggap bahwa kelebihan adalah suatu anugerah dan kekurangan adalah sebuah bentuk ketidakpercayaan Tuhan kepadanya. Sehingga, mereka yng memilki kelebihan akan terus merasa percaya diri dan sukses sedangkan mereka yang fokus pada kekurangan hanya akan menjadi manusia kosong yang bekerja dengan meratapi nasibnya. Sebenarnya, ini adalah pemahaman yang salah. Terutama tentang konsep kekurangan yang terdapat dalam diri seorang manusia. Ingat Sahabat, bahwa manusia yang sempurna bukanlah mereka yang tidak pernah melakukan dosa, tetapi adalah mereka yang senantiasa kembali ke jalan Allah dan bersegera untuk melaksanakan taubat

#1 Menjadi Wisudawan Cum Laude dalam Universitas Kehidupan

Gambar
"Uthlubul Ilma minal Mahdi ilal Lahdi" "Tuntutlah ilmu sejak dalam buaian hingga kematian" Sebuah hadits inspiratif di atas mungkin sudah menjadi hadits yang tidak asing bagi kita semua. Konsepsi hadits yang disabdakan oleh Sang Fatonah Rasulullah ini sering dijadikan dasar dalam upaya penciptaan pembelajaran berbasis profetik. Dalam hadits tersebut disampaikan bahwa mencari ilmu itu memang suatu kewajiban, bahkan dalam masanya adalah sejak dari buaian hingga kematian. Hadits di atas sejalan dengan pendapat para pakar-pakar pendidikan saat ini yang mengatakan bahwa education is lifelong proccess. Makna dari definisi tersebut menyampaikan bahwa pendidikan bukanlah terjadi dalam kelembagaan formal saja (sekolah), namun  juga diluar itu, dalam kehidupan sehari-hari. Kita dapat melihat bahwa sebenarnya makna dari pendidikan sudah disampaikan oleh Islam sejak seribu tiga ratusan tahun yang lalu. Pembelajaran dalam kehidupan membuka tabir kenyataan bahwa sebe

I Am Moslem, and I Proud Be A Moslem !

Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu’alaikum warahamatullohi wabarokatuh             Ketika seseorang berjalan di tengah padang gersang yang sangat panas. Sedangkan, dirinya hanya bersandarkan alas kaki yang sudah usang untuk dipakai. Matahari dengan sangat terik menyuntik panas ke dalam sanubarinya. Dirinya tenggelam dalam keringat yang entah kapan berakhirnya. Terus berjalan. Tapak kaki menjadi saksi bisu mencetak jejak-jejak langkahnya yang lelah. Di tangannya tidak ada apa-apa. Hanya sebuah kompas usang yang sudah tidak terpakai. Rusak oleh kelelahannya. Ia berjalan ke barat, beberapa menit kemudian ke utara, beberapa jam kemudian ke timur. Di garis horizon hanya hamparan padang pasir saja yang terlihat. Ia bingung ke arah mana ia harus berjalan. Hingga akhirnya …             Begitulah seseorang yang berjalan tanpa arah. Kompas (Hidayahnya) yang sudah dimilikinya pun rusak karena kelelahannya (takjub dunia). Kebingungan untuk mencari petunjuk kemana ia harus melangkah. K